MIGRAIN
-
Definisi
Migrain
adalah nyeri kepala sesisi yang berlangsung selama beberapa jam (2-72 jam) dan
sering diserta dengan gangguan mata berupa mata berkunang kunang dan gangguan
gastrointestinal berupa mual dan muntah. Migrain juga didefinisikan sebagai
nyeri kepala berdenyut, yang bertambah parah bila melakukan aktivitas fisik.
-
Epidemiologi
-
Migrain sering didapatkan pada wanita di
banding laki-laki;
-
sering muncul saat menstruasi, perasaan
tegang, dan makan keju atau coklat
-
serangan migrain menurun atau berkurang
saat hamil dan menopause
-
Klasifikasi
Menurut
Internasional Headache Society, Migrain dibagi menjadi 7 yaitu :
1. Migrain
tanpa aura atau common migrain atau migrain umum
2. Migrain
dengan aura atau classic migrain
3. Migrain
oftalmoplegik
4. Migrain
retinal
5. Migrain
yang berhubungan dengan gangguan intracranial
6. Migrain
dengan komplikasi
7. Migrain
yang tidak terklasifikasikan
Namun
secara umum migrain dibagi menjadi 2 yaitu migrain tanpa aura dan migrain
dengan aura.
-
Etiologi
Diduga
karena adanya kelainan neurovascular namun sampai saat ini masih kontroversial.
Selain itu juga terdapat peran dari faktor genetik.
-
Patofisiologi
Patofisologi
migrain sampai saat ini belum jelas.
-
Duluada yang dikenal dengan teori vascular
dimana nyeri kepala spesifik disebabkan karena dilatasi pembuluh darah.
-
Teori terkini adalah kelainan
neurovascular,
-
Dimana terdapat keadaan dasar dimana
neuron sangat mudah terangsang atau hyper-excitability terhadap pencetus
tertentu yang menyebabkan vasodilatasi dan pelepasan prostaglandin.
-
Adanya prostaglandin akan merangsang
pelepasan sitokin proinflamasi seperti CGRP dan neuropeptide Y yang menyebabkan
vasodilatasi fase lanjut sehingga terjadi peregangan dan perangsangan reseptor
nyeri.
-
Manifestasi
Klinis
Terdapat
4 stadium manifestasi migren sederhana, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua
penderita mengalami semua tahapan ini.
-
Prodormal
Tahapan
ini bisa dimulai satu atau dua hari sebelum serangan sakit kepala.
-
Aura
Tahap
ini bisa terjadi sebelum atau selama migrain. Aura adalah gejala disfungsi
serebral fokal yang pulih menyeluruh dalam <60 menit. Beberapa contoh aura :
gangguan visual homonym, paresthesia unilateral, kesemutan atau kelemahan,
afasia.
-
Nyeri Kepala
Nyeri
kepala berdenyut unilateral, terutama pada daerah fronto-temporal, dapat berlangsung
dalam hitungan jam-hari. Nyeri terjadi secara bertahap dan lebih berat pada
malam hari. Gejala penyerta diantaranya mual/muntah, fotofobia/fonofobia, dan
aura.
-
Postdormal
Gejala
prodromal/postdormal berupa perubahan nafsu makan, gejala otonomik, perubahan
mood, serta agitasi/retardasi psikomotor.
-
Diagnosis
Diagnosis
migrain dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis.
Kriteria
migrain tanpa aura berdasarkan IHS adalah :
-
Sekurang-kurangnya 5x nyeri kepala yang
terjadi berlangsung selama 4-72 jam (ketika belum diobati maupun sudah diobati
namun belum berhasil). DAN
-
Nyeri kepala mempunyai ciri sedikitnya 2
dari gejala-gejala berikut :
o
Lokasi unilateral
o
Kualitas berdenyut
o
Intensitas nyeri sedang-berat
o
Keadaan diperberat dengan aktivitas fisik
atau di luar kebiasaan rutin
-
Selama nyeri kepala disertai 1 dari gejala
berikut : mual dan/atau muntah atau fotofobia dan fonofobia
-
Tidak berkaitan dengan penyakit lain
Kritera
migrain dengan aura berdasarkan IHS adalah :
-
Memenuhi kriteria migrain tanpa aura,
disertai dengan :
-
Aura tipikal yang terdiri atas :
o
gejala visual berupa Gangguan penglihatan
seperti melihat titik garis atau scotoma
o
dan/atau gejala sensoris berupa kesemutan
unilateral
o
dan/atau kelumpuhan/kelemahan unilateral
dengan atau tanpa afasia dan gangguan pembicaraan yang lain
Durasi
tidak boleh lebih dari 1 jam, pulih sempurna, dan berhubungan dengan timbulnya
nyeri kepala.
-
Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya
berupa terapi abortif yaitu terapi untuk menghentikan progresi nyeri
-
Terapi abortif non spesifik
o
Paracetamol 100 – 600 mg tiap 6-8 jam
o
Aspirin 500 – 1000 mg tiap 4-6 jam, dosis
maksimal 4gr/hari
o
Ibuprofen 400 – 800 mg tiap 6 jam, dosis
maksimal 2,4gr/hari
o
Sodium Naproxen 275 – 550 mg tiap 2 – 6
jam, dosis maksimal 1,5 gr/hari
o
Potassium diklofenak (powder) 50 – 100
mg/hari dosis tunggal
o
Metoklopramide 10 mg IV atau oral yang
diberikan 20-30 menit sebelum atau bersamaan dengan pemberian analgetik, OAINS,
atau derivate ergotamine menghilangkan rasa nyeri disertai mual, muntah, dan
memperbaiki motilitas gastrik, memperbaiki absorbansi obat dalam usus dan
efektif dikombinasikan dengan dihidroergitamin IV
o
Ketorolac 60 mg IM tiap 15-30 menit. Dosis
maksimal 120 mg/hari dan tidak boleh diberikan lebih dari 5 hari
o
Butorphanol spray (1mg) sediaan nostril
dapat diberikan dan diulang tiap 1 jam. Maksimal 4 spray/hari. Penggunaan
terbatas 2 kali dalam seminggu
o
Prochlorperazine 25 mg oral atau
suppsitoria. Dosis maksimal 75 mg dalam 24 jam
o
Steroid seperti deksametason atau
metilprednisolon merupakan obat pilihan untuk status migrenosus
-
Terapi abortif spesifik
o
Obat golongan agonis 5HT (triptans)
seperti sumatriptan 6 mg subkutan atau 50 – 100 mg per oral
o
Derivat ergot seperti ergotamine 1-2 mg
yang dapat diberikan secara per oral, subkutan, maupun per rektal.
-
Terapi profilaksis atau pencegahan
Kita
berikan ketika pasien memenuhi kriteria yaitu :
a. Insidensi
serangannya > 2-3 x tiap bulan
b. Serangan
berat dan mengganggu aktivitas normal
c. Seara
psikologis pasien tidak bisa mengatasi nyeri
d. Terapi
abortif gagal / terjadi efek samping berat
Obat
yang bisa diberikan adalah :
o
Sodium valproate 400- 1000 mg/hari per
oral
o
Metoprolol 47,5 – 200 mg/hari per oral
o
Propanolol 120 – 240 mg/hari per oral
o
Timolol 10 – 15 mg per oral dua kali
sehari
Sumber :
-
Neurologi Klinis – dr. Moch Bahrudin, Sp S
-
Ilmu Bedah Saraf – Satyanegara
-
Kapita Selekta Kedokteran – FKUI
Komentar
Posting Komentar